Kisah Kuli Pengangkut Gula Asal Desa Terpencil di Sulsel Lulus Polisi, Sempat Dihina karena Kurang Mampu

Perjuangan keras menjadi motivasi dan penyemangat pemuda bernama Rahmat Daniel asal desa terpencil di Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk mewujudkan mimpinya sebagai abdi negara.

Pemuda berusia 19 tahun yang terlahir dari keluarga ekonomi menengah ke bawah itu dinyatakan lulus sebagai anggota Polri tahun anggaran (TA) 2024, setelah melalui perjuangan yang menguras air mata.

Rahmat merupakan putra bungsu dari lima orang bersaudara.

Rahmat lahir dari pasangan suami istri bernama Hasanuddin dan Nurmiah, yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan di salah satu desa terpencil, yakni Desa Tapong, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Pastinya untuk mewujudkan mimpi itu, Rahmat harus melalui perjuangan ekstra dan ketekunan. Ditambah impitan ekonomi keluarga yang sempat membuat ragu Rahmat mewujudkan mimpinya.

Ditemui awak media usai dirinya dinyatakan lolos masuk pendidikan bintara Polri TA 2024 Polda Sulsel, pada Minggu (7/7/2024), Rahmat tidak bisa menyembunyikan rasa harunya.

Dia bercerita, awal mula dirinya berani mendaftarkan diri sebagai anggota Polri. Saat itu, kata dia, beberapa personel Polda Sulsel datang di sekolah Rahmat untuk memberikan sosialisasi dan informasi terkait perekrutan anggota Polri.

Setelah itu, Rahmat akhirnya meminta restu kedua orangtuanya untuk mendaftarkan diri. Kedua orangtua Rahmat pun juga menyetujui kemauan putra bungsunya tersebut.

Rahmat sadar, dengan kondisi kedua orangtuanya yang memasuki usai senja dan hanya bekerja serabutan menjadi buruh tani hingga buruh bangunan tidak dapat mencukupi biaya pendaftaran.

"Saya sekolah di kota karena di desa saya itu tidak ada SMA, jadi saya cuma sampai sekolah SMP di desa. Itu juga waktu SMA saya menumpang tinggal di rumah keluarga di kota," bebernya. Jika memasuki waktu libur sekolah, Rahmat menyempatkan diri untuk pulang ke desanya dan harus menempuh waktu sampai 4 jam dari kota Kabupaten Barru. Di sana, Rahmat membantu ekonomi keluarga sekaligus menabung untuk biaya pendaftaran sebagai anggota Polri kala itu.

Rahmat berharap, usai dinyatakan lolos dan bakal mengikuti pendidikan Polri TA 2024 di Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua Polda Sulsel pada 22 Juli mendatang, dia mampu membanggakan kedua orangtuanya. "Sekarang saya anak gunung pedalaman bisa mengangkat derajat orangtua, apalagi di desa saya sendiri ini kampung terpencil. Itu mimpi besar saya mau jadikan motivasi para pemuda di desa saya agar jangan menyerah kejar mimpi," ungkapnya. Sumber: makassar.kompas.com